Selasa, 04 Mei 2010

PERASAAN TAKUT PADA ALLAH SEBAGAI BEKAL SEBELUM MENINGGAL

Rasulullah saw bersabda:
“Tidaklah mata seseorang meneteskan air mata kecuali Allah akan mengharamkan tubuhnya dari api neraka. Dan apabila air matanya mengalir di pipi maka wajahnya tidak akan terkotori oleh debu kehinaan. Apabila seseorang pada suatu kaum menangis, maka kaum itu akan dirahmati. Tidaklah ada sesuatupun yang tak mempunyai kadar dan batasan kecuali air mata, sesungguhnya air mata dapat memadamkan lautan api neraka.”
Allah swt. Berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. Hai orang-orang kafir, janganlah kamu mengemukakan uzur pada hari ini. Sesungguhnya kamu hanya diberi balasan menurut apa yang kamu kerjakanHai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (At-Tahrim: 6-8).
Mengapa manusia tidak menangis untuk menebus diri dari siksa neraka, padahal maut senantiasa mengintainya, kuburan akan menjadi tempat tinggalnya dan Hari Kiamat pemberhentiannya. Di saat itu para pengawasnya adalah malaikat, Sang Hakim adalah zat yang mahamemaksa, neraka adalah penjaranya dana Zabaniah sebagai penjaganya. Dan bagaimana mungkin ia akan sanggup menahannya, padahal terhadap sengatan matahari mereka tak tahan?
Dalam musnad Imam Ahmad pada hadits Abu Umamah disebutkan, Rasulullah saw barsabda:
“Pada hari Kiamat matahari mendekat sampai kira-kira satu mil, panasnya kian bertambah, membakar kepala seperti menggodok periuk, pada saat itu manusia mengucurkan keringat sepadan dengan dosa yang diperbuat. Di antara mereka ada yang berkeringat sampai mata kakinya, ada yang mencapai siku tangannya, ada yang berkeringat sampai pusarnya dans ebagian yang lain ada yang tenggelam dalam keringatnya.”
Apabila kadar matahari sedemikian panasnya, maka bagaimana dengan panas api neraka? Dan jilau panas api dunia sebagaimana yang digambarkan Rasulullah saw.: satu bagian dari 70 bagian panas api Jahannam. “Ya… Allah, jauhkanlah kami dari sengatan api neraka, dan masukkanlah kami ke dalam surga-Mu, tempat yang nyaman dengan rahmat-Mu.”
Diriwayatkan bahwa seorang kakek melihat bocah kecil yang sedang berwudhu di tepi sebuah sungai, sedang menangis. Si kakek bertanya, “Hai bocah kenapa kamu menangis?” Bocah itu menjawab, “Wahai paman, ketika aku membaca Al-Qur’an kemudian aku sampai pada firman Allah swt:
“Wahai manusia, jauhkanla dirimu dan keluargamu dari api neraka” (QS. At-Tahrim: 6).
). Timbullah ketakutanku akan dicampakkan ke dalam neraka.”
Lalu si kakek berkata, “Wahai bocah kecil, janganlah engkau takut, kau tidak akan dicampakkan ke dalam neraka, sebab kamu belum baligh, kau tidak layak dimasukkan ke dalam neraka.”
Kemudian si bocah itu berkata, “Wahai pak tua, engkaukan berakal, apakah engkau tidak tahu bahwa jika seseorang ingin menyalakan api ia memasukkan kayu bakar yangkecil dahulu baru kemudian ia akan memasukkan kayu yang lebih besar.”
Menangislah si kakek seraya berkata, “Sesungguhnya bocah kecil itu lebih takut pada neraka disbanding aku.”

Label:


This page is powered by Blogger. Isn't yours?

Berlangganan Postingan [Atom]